Apa yang Menyebabkan Plesteran Dinding Rumah kita Retak...?

Proyek Sipil | 13.54 |


Hak Cipta: Maaf... Artikel ini dibuat khusus untuk Pembaca Blog ini. Jika anda ingin memposting ulang pada Blog atau Website anda, silahkan ditulis ulang dengan Narasi dan Bahasa anda sendiri. Terima Kasih...
Advertisement

Faktor penyebab terjadinya retak pada Plesteran Dinding antara lain adalah:

A.  Terjadi Penurunan Pondasi yang cukup Signifikan

Jika hal ini terjadi, jangankan Plesteran, Pasangan Dinding Bata-pun bisa rusak (retak). Retak yang terjadi pada Dinding Bata ini biasanya dibarengi dengan retaknya Plesteran. Bahkan Retak tersebut biasanya lebih lebar dan ekstrim, karena terjadinya Penurunan Pondasi (sebagai dudukan Dinding Bata) yang signifikan.

Oleh sebab itu, Kekuatan Pondasi (baik Pondasi Setempat atau Pondasi Menerus) sebagai tempat dipasangnya Dinding Bata dan Plesteran, harus benar-benar mampu mendukung semua Beban diatasnya.

B.  Kualitas Bahan  dan Campuran Mortar

1.  Jenis Pasir yang Kurang Baik, misalnya Pasir terlalu banyak mengandung Tanah atau Lumpur.
Berdasarkan SK SNI S-04-1998-F, Kadar Lumpur maksimum yang diijinkan pada Pasir adalah 5%. Cara Menguji dan Mengetahui jumlah Kadar Lumpur pada Pasir bisa dilihat DISINI..

2.  Kualitas Air Pencampur yang tidak baik, mengandung banyak kotoran Lumpur atau Bahan Organik, bisa juga karena Air yang digunakan untuk Campuran Mortar mengandung Bahan Kimia atau Senyawa yang bisa memperburuk proses pengikatan antara Semen dan Pasir (Mortar) yang akan digunakan untuk Pleseteran Dinding tersebut.

3.  Campuran adukan Semen dan Pasir (Mortar) yang tidak Homogen atau tidak Merata, sehingga ada/banyak butir pasir yang tidak diselimuti oleh Pasta Semen, sehingga terjadi Retakan pada Pleseteran.

4.  Mortar yang terlalu banyak Pasir dan Kurang Semen, sehingga sama kejadiannya seperti No. 3 diatas, yaitu Semua Butiran Pasir pada Mortar tidak dapat diselimuti oleh Pasta Semen dangan baik dan cukup.

5.  Mortar yang terlalu banyak Semen dan Kurang Pasir. Semen yang terlalu banyak (pada Mortar) juga bisa menimbulkan Retak pada Plesteran. Karena Nilai Susut Material Semen itu sendiri nilainya Cukup Besar.

C.  Teknis Kerja dan Faktor Lain

1.  Teknik pengerjaan yang kurang baik, yaitu Pleseran yang kurang Padat dan masih berongga (pada sisi dalamnya). Ini bisa terjadi karena Kurangnya Tekanan (pada Mortar) pada saat pelaksanaan Pekerjaan Plesteran.

2.  Pengeringan Mortar Plesteran yang terlalu cepat. Hal ini bisa karena Cuaca yang terlalu Panas pada saat Pekerjaan Plesteran tersebut. Bisa juga karena Penyerapan Air Mortar oleh Batubata atau Batako (bahan Dinding) yang terlalu cepat, sehingga Mortar kering terlalu cepat. Jadi sebaiknya Dinding Batubata atau Batako disiram terlebih dahulu sebelum diplester.

3.  Adanya Perbedaan Ketebalan plesteran yang Cukup Besar, sehingga besarnya Penyusutan Mortar pada satu bidang dinding plesteran menjadi tidak sama.

4.  Acian yang terlalu Tebal. Pada plesteran sistem Aci - Kering (di Aci setelah Plesteran kering), sebaiknya tebal Acian tidak terlalu besar, karena hal ini bisa mengakibatkan Retak pada Acian tersebut.

5.  Plesteran Baru disamping Plesteran Lama. Jika kita melakukan "penyambungan plesteran" disamping dinding yang telah diplester sebelumnya (dengan Beda Waktu lebih dari 28 hari), maka Hal ini bisa menyebabkan Retakan pada "sambungan" Plesteran tersebut. Karena Pleseteran Lama itu cenderung telah Statis (tidak mengalami Penyusutan lagi), sementara Plesteran Baru yang kita kerjakan tentu saja akan mengalami Penyusutan.


Advertisement




Komentar :

Category: , ,