Tujuan penggunaan Alat Berat pada Proyek Konstruksi adalah untuk:
     -  Memudahkan pelaksanaan pekerjaan
     -  Mempercepat waktu pelaksanan pekerjaan

Alat Berat yang sering dipakai pada Pelaksanaan Proyek Konstruksi antara lain adalah:

1.  Excavator
Excavator adalah Alat Berat yang memiliki multi fungsi, alat ini dapat digunakan untuk memindahkan bahan/barang (dalam jarak dekat), menggali tanah, memotong tanah, dan memuat tanah kedalam Dump-Truck.







2.  Tower Crane (TC)
Tower Crane adalah Alat Berat yang berfungsi untuk memindahkan Bahan/Barang (dalam menengah), juga dapat memindahkan secara Vertikal (dari bawah ke atas, atau sebaliknya). Alat ini biasanya direncanakan agar mampu menjangkau seluruh area proyek, sehingga bisa meng-cover seluruh proses pemindahan bahan/barang.

Alat berat ini menyerupai menara dengan lengan memanjang yang dapat berputar 360 derajat. Lengan tower crane ini dilengkapi dengan katrol yang dapat bergerak sejajar dan memiliki panjang sepanjang lengan  tower crane. Kapasitas (kemampuan daya angkat) Tower Crane ini berbeda-beda, biasa ditandai dengan satuan Ton pada Ujung Lengan Tower Crane tersebut, misalnya 1,3 ton atau 1,5 ton pada ujung lengan.

3.  Passenger Hoist (Lift untuk manusia dan barang)
Di dalam proyek, pekerja dapat menggunakan Passenger Hoist untuk naik atau turun ke setiap lantai yang berbeda. Selain untuk para pekerja alat ini juga dapat digunakan untuk mengangkat bahan dan alat-alat yang ringan, seperti Pipa, dan bahan/alat kerja ringan lainnya.

Kapasitas/kemampuan Passanger Hoist ini juga berbeda-beda, ada kapasitas untuk 15 Orang = 1000 kg, ada untuk 20 orang, dan lain-lain.       



4.  Dump Truck
Dump truck adalah Mobil Truk Besar yang dilengkapi dengan bak besar sebagai tempat muatan, bak ini dilengkapi dengan hidrolik untuk mengangkat bak tersebut (menuang muatan yang dibawanya).

Alat ini biasanya digunakan untuk mengangkut tanah galian atau bahan-bahan bangunan, seperti kerikil, pasir dan lainnya, dari satu tempat ke tempat lain.




Demikianlah Alat Berat yang sering dipakai dalam Pelaksanaan Proyek Konstruksi. Semoga informasi ini dapat bermanfaat.


Advertisement




Komentar :
Pekerjaan Atap merupakan bagian terpenting dalam mewujudkan Rumah yang indah dan Asri. Banyak pilihan model dan bentuk Atap yang dapat kita terapkan sesuai dengan selera dan disain kita masing-masing. Ada Atap dengan Rabung 1, Rabung 5, Atap Joglo, dan lain-lain.

Disini saya coba uraikan Teknis Pemasangan Atap Baja Ringan, seperti contoh Gambar diatas. Kita simak langkah-langkahnya:

1.  Pengukuran.

Ukur jarak Batubata atau Ring Balok yang akan menjadi Tumpuan (dudukan) bagi Kuda-kuda Baja Ringan nantinya, misalnya didapat jarak 4 meter.

2.  Disain Kuda-Kuda Baja Ringan

Berdasarkan data jarak tumpuan yang didapat (4 meter tadi), lakukan disain Kuda-kuda Baja Ringan, dengan memperhatikan : Kekuatan Kuda-kuda dalam menahan Beban Atap (Genteng Batu atau Genteng Metal), Kemiringan Rencana Atap Kuda-kuda (agar air hujan nantinya dapat mengalir dengan lancar), serta menentukan Panjang Top-Chord, agar rintisan air hujan nantinya cukup jauh dan tidak mengenai dinding rumah secara langsung.

Dalam hal ini saya menyarankan untuk menggunakan Jasa Konsultan (tenaga ahli) dalam disain Kuda-kuda Baja Ringan ini, apalagi untuk bentang Kuda-kuda yang lebar atau menggunkan Material Atap yang berat, seperti Genteng Batu atau Keramik.

3.  Pemasangan Kuda-kuda Baja Ringan

Setelah disain selesai, kita bisa mulai melakukan pemasangan Kuda-kuda. Dimulai dengan fabrikasi Kuda-kuda Baja Ringan yang sebaiknya dilakukan pada lantai yang datar.

Lalu dilanjutkan dengan pemasangan Kuda-kuda tersebut di atas Rumah atau Gedung. Dilanjutkan dengan Pemasangan Pengaku, agar tercipta struktur Kuda-kuda yang kuat dan kaku.

4.  Pemasangan Reng Baja Ringan

Pemasangan reng ini harus mengacu pada Jenis Atap atau Genteng yang akan digunakan. Lakukan pengukuran terlebih dahulu terhadap Panjang Daun dari atap yang akan digunakan. Lalu lakukan Pemasangan Reng sesuai dengan Panjang Daun atap tersebut.

5.  Pemasangan Seng atau Genteng

Dalam memasang Atap Seng atau Genteng sebaiknya dilakukan dengan rapi dan rapat, untuk mencegah terjadinya kebocoran saat terjadi hujan.

6.  Pemasangan Rabung, Nok Pinggir, dan Flashing

Pemasangan ketiga komponen ini tidak kalah pentingnya. Harus dilakukan dengan kuat, rapi, dan teliti. Untuk kekuatan dan mencegah tercegah terjadi kebocoran saat terjadi hujan.

Demikian tips memasang Atap Rumah dengan menggunakan Rangka Baja Ringan. Mudah-mudahan tips ini berguna..


Advertisement




Komentar :
Mungkin diantara kita sudah banyak yang mengetahui tentang Atap yang dibuat dengan Konstruksi Baja Ringan. Disini saya mencoba untuk merangkumnya kembali, apa saja Bahan yang dipakai dalam mewujudkan Konstruksi Atap Baja Ringan ini.

1.  Baja Ringan dengan bentuk Profil C (Canal), berfungsi sebagai pengganti Kaso

Profil C ini memiliki beberapa ukuran tinggi dan lebar, sesuai dengan Spesifikasi yang dihasilkan oleh masing-masik pabrikan. Profil C yang sering digunakan untuk Rumah adalah: Tinggi = 7,5cm dan Lebar = 3cm. Ketebalan Plat-nya juga bervariasi, ada 0,6mm, 0,65mm, 0,75mm, 0,8mm, 1mm.

2.  Reng Baja Ringan, berfungsi sebagai pengganti Kayu Reng

Reng Baja Ringan ini juga memiliki ukuran yang bervariasi (sama seperti Profil C), sesuai dengan produksi dari masing-masing pabrikan. Reng yang sering digunakan untuk Rumah adalah: Tinggi 3cm dan 4cm, dengan Lebar 5cm. Ketebalan Plat-nya juga bervariasi, ada 0,4mm dan 0,45mm.

3.  Skrup Baja Ringan, berfungsi sebagai Pengunci (pengganti Paku)

Disebut juga Self Drilling Screw (SDS), di lapangan biasa disebut Skrup Hexagon (karena kepala bautnya yang berbentuk Segi Enam (hexagonal). Panjang skrup ini yang sering digunakan ada 2 macam, yaitu 16mm dan 20mm.


4.  Dynabolt, berfungsi sebagai Baut Angker (pengunci Baja Ringan ke Dinding Batubata atau Ring Balok)

Dynabolt bisa menggunakan ukuran 8mm dan 10mm. Disesuaikan dengan kebutuhan kekuatan kuncian yang diinginkan.

Keempat macam bahan inilah yang nantinya dirangkai sedemikian rupa sehingga tercipta sebuah Konstruksi Atap untuk sebuah Rumah, Gedung, dan sebagainya.

Demikian informasi singkat ini, untuk detail proses merangkai Konstruksi Atap dengan menggunakan Baja Ringan akan saya posting pada kesempatan berikutnya.


Advertisement




Komentar :
Baja Ringan pada saat ini merupakan Produk yang sangat Efisien yang sangat membantu sekali dalam pembuatan Rangka Atap. Termasuk saya sendiri yang sangat terbantu sekali dengan adanya Produk ini dalam mengerjakan Atap Rumah dari proyek-proyek perumahan yang sedang saya kerjakan.

Sebelum adanya Produk ini, Rangka Atap Rumah biasanya dibuat dengan menggunakan Konstruksi Kayu. Kayu yang digunakan harus berkualitas baik, keras dan tahan terhadap usia, dan tidak mengalami penyusutan yang signifikan dengan pertambahan usia. Kayu ini juga harus diproteksi dengan Cairan yang bersifat Anti Rayap, agar kayu ini tidak gampang dirusak oleh Rayap.

Seiring dengan makin sulitnya mendapatkan Kayu yang berkualitas baik (tinggi) seperti diatas, maka muncul ide (dari para Produsen Baja Ringan) untuk menciptakan Produk ini. Produk Baja Ringan ini pada prinsipnya dibuat untuk menggantikan peran Kayu Kaso (2"x4", 2"x3") dan Kayu Reng (1"x2") yang biasa dibuat sebagai Konstruksi Rangka Atap dari Kayu.

Keunggulan Baja Ringan dibandingkan Kayu, antara lain adalah:

1.  Pelaksanaan pekerjaan akan lebih Cepat selesai, karena cara kerjanya relatif lebih mudah,

2.  Konstruksi Atap dari Baja Ringan bobotnya akan lebih ringan dibandingkan Konstruksi Atap dari Kayu, sehingga tidak terlalu membebani Struktur dibawahnya. Namun Kekuatan Konstruksi-nya bisa dibuat bernilai Tinggi, dengan Perencanaan dan Disain yang tepat.

3.  Baja Ringan lebih Tahap terhadap Rayap, berbeda dengan Kayu yang selalu jadi "incaran" Rayap,

4.  Baja Ringan Relatif lebih mudah didapat di pasaran dibanding Kayu berkualitas Keras yang semakin sulit didapat,

5.  Harganya lebih Murah dibandingkan dengan Kayu yang Keras (berkualitas tinggi).

Demikian paparan singkat saya tentang Baja Ringan ini. Mungkin jika diuraikan lebih jauh, akan ada beberapa alasan lagi mengapa saya merekomendasikan produk Baja Ringan untuk dipakai sebagai Konstruksi Rangka Atap Rumah anda.


Advertisement




Komentar :
1.  PT. Dextonindo Persada (Dexton)
Alamat    : Jl. Pulau Tidore Kav. B6
                  Kawasan Industri Medan (KIM) 3
                  Mabar, Medan Labuhan 20242, Medan, Sumatera Utara
Telepon   : 061-77227722, 061-75000517, 0818927722
Email      : dexton@dexada.com
Produk    : Dexton Ready Mix Product, Bata Ringan dan Panel Pagar

2.  PT. Sukses Beton
Alamat    : Jl. P. Sumbawa 7
                  Kawasan Industri Medan 2
                  Tanahtinggi, Binjai Timur
                  Medan 20731 Sumatera Utara
Telepon   : 061-6855061, 061-6855062
Fax          : 061-6855063

3.  PT. Asia Beton
Alamat    : Pemuda Baru no. 5a, Medan 20114, Sumatera Utara
Telepon   : 061-4566857
Fax          : 061-4569578
Product    : Beton siap pakai (Ready Mix Concrete), Tiang Pancang (PC Piles), Panel Beton, Kanstin.

4.  PT. Medan Beton Teguh Perkasa
Alamat    : Jl. Stasiun Kereta Api 8-B, Kesawan, Medan Barat
                  Medan 20111 Sumatera Utara
Telepon   : 061-4516747, 061-4158201
Fax          : 061-4513012

Masih ada beberapa Perusahaan Ready-Mix lagi yang ada di Medan, akan saya coba tambahkan pada tulisan berikutnya. Demikian dulu informasi ini, semoga berguna...

Advertisement




Komentar :
        Untuk Pekerjaan Finishing Lantai Rumah banyak pilihan Material yang dapat kita gunakan, bisa menggunakan Marmer, Granit, Semi-Granit, Keramik, atau Ubin. Tapi dominan yang banyak dipakai saat ini adalah Keramik, karena tampilannya yang cukup menarik dan harganya juga tidak terlalu mahal. Berbeda dengan Marmer dan Granit yang harganya masih relatif tinggi.

        Keramik yang beredar di pasaran (Indonesia) terdiri dari banyak Merk dan pilihan, dengan Motif/corak yang banyak ragam pula. Disamping itu Keramik juga memiliki tingkat Kualitas yang berbeda-beda.

        Keramik diproduksi dengan proses pembakaran material dasar pada temperatur tinggi, sehingga dapat terjadi perbedaan warna dan ukuran, oleh sebab itu sebaiknya periksa dan pastikan Keramik Lantai yang akan dipasang mempunyai Seri dan Ukuran yang sama.

Cara Pemasangan Keramik Lantai:

1. Pemasangan keramik lantai sebaiknya pada Tahap akhir, untuk menghindari  kerusakan akibat pekerjaan lain yang belum selesai, misalnya pekerjaan Atap, Plesteran, dan lain-lain.

2. Permukaan lantai yang akan dipasang keramik harus bersih, cukup kering, dan rata air.

3. Tentukan Tulangan (Kepala Keramik) dengan mempertimbangkan tata letak ruangan, tangga, dan dinding yang ada. Pemasangan keramik lantai dimulai dari Tulangan (Kepala Keramik) ini.

4. Sebelum dipasang, Keramik direndam dalam air terlebih dahulu, agar nantinya tercipta pengikatan yang kuat antara Keramik dengan Mortar atau Spesi pemasangan.

5. Setiap jalur pemasangan sebaiknya ditarik benang dan rata air.

6. Adukan Mortar pemasangan keramik harus penuh, tidak ada bagian yang tidak terisi (kosong).

7. Perbandingan  adukan dan  ketebalan rata-rata yang dianjurkan adalah = (Semen : Pasir) = (1:6) atau (1:4), dengan ketebalan rata-rata : 2cm - 4cm

8. Lebar nat yang  dianjurkan = 2mm - 5mm, dengan campuran pengisi nat: Grout, Semen, atau Bahan Khusus yang ada dipasaran.

9. Bersihkan segera bekas adukan/grout dari permukaan keramik, agar bekas Grout tersebut tidak menempel dan mengeras.

Demikian Tips Memilih dan Memasang Keramik Lantai yang dapat saya uraikan disini, semoga informasi ini dapat bermanfaat bagi semua.

Advertisement




Komentar :
Dalam tulisan kali ini saya mencoba memaparkan tips bagaimana menghitung kebutuhan Jumlah Batu bata pada Pembangunan Rumah atau Gedung. Lebih spesifiknya kali ini adalah dengan menggunakan Batu bata Merah (batu bata dari bahan dasar tanah liat) seperti foto dibawah.

Kebutuhan jumlah batu bata ini nanti bisa kita dirumuskan menjadi "berapa jumlah batubata yang dibutuhkan dalam pemasangan 1 m2 dinding bata". Pertanyaan ini sering ditanyakan sehari-hari dalam kegiatan Pelaksanaan Pembangunan Rumah atau Gedung.

Maksud dari pertanyaan ini adalah: Jika kita mengetahui kebutuhan jumlah batubata per-meter persegi (misalnya kita simbolkan dengan n), maka akan dengan mudah kita dapat mengetahui Total Kebutuhan Batu bata sebuah Rumah atau Gedung. Yaitu dengan dengan cara: Mengalikan "n" dengan Volume Keseluruhan Pasangan Batu Bata, yang biasanya telah dihitung dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB).

Berdasarkan pengalaman saya sendiri, Ukuran Batu Bata Merah (panjang, lebar, dan tingginya) tidak sama untuk masing-masing Kota yang ada di Indonesia. Ini dikarenakan produksi Batu bata itu sendiri yang dibuat berbeda-beda, sesuai dengan kebiasaan dari daerah itu masing-masing.

 Bahkan dalam satu daerah yang sama saja, banyak terdapat perbedaan ukuran Volume Batu bata (panjang, lebar, dan tingginya). Tentu saja hal ini membuat Kebutuhan Jumlah Batu Bata dalam 1 m2 menjadi berbeda-beda pula.
 

Teknis Menghitung Jumlah Batubata dalam 1 m2 Pemasangan Dinding sebagai berikut:

A.  Dengan Cara Eksperimen Langsung

Lakukan pemasangan batubata terlebih dahulu pada lokasi yang telah ditetapkan, dengan Spesi Mortar dibuat ketebalan standard, oleh Pekerja (tukang batu)

Pemasangan batu bata tersebut buat menjadi bentuk yang beraturan, misalnya persegi panjang, agar mudah dilakukan Pengukuran Luas (Panjang dan Tingginya) nantinya,

Pemasangan batu bata tersebut usahakan seluas mungkin, misalnya targetkan lebih kurang 10 m2.

Setelah pemasangan Batu bata selesai, lakukan Pengukuran secara Detail terhadap Luas Dinding Batu Bata tadi, misalnya didapat Luas Pasangan Batu bata = 11,37 m2.

Selanjutnya lakukan Perhitungan Manual secara detail terhadap Jumlah Batu Bata yang terpasang (seluas 11,37 m2 tersebut), misalnya diperoleh angka 716 bh.

Sekarang bisa kita lakukan Perhitungan, yaitu:
Jumlah Batu bata Per-meter Persegi = 716 bh : 11,37 m2 = 63 bh/m2

B.  Dengan Cara Teoritis

Yaitu dengan cara Pengukuran terhadap "Panjang dan Tinggi" Batu bata terlebih dahulu, misalnya didapat nilai Panjang = 21 cm, Tinggi = 4,5 cm.

Menambahkan ketebalan Spesi Mortar terhadap "Sisi Atas dari Panjang Batu bata" dan "Sisi Samping dari Batu bata", misalnya penambahan Spesi Mortar adalah 2 cm.

Didapat nilai Efisiensi 1 buah Batu bata yang telah dilapisi Spesi Mortar (pada kedua sisi tersebut), Panjang menjadi = 23 cm, Tinggi menjadi = 6,5 cm.

Sekarang bisa kita lakukan Perhitungan, yaitu:
Luas Efisiensi 1 buah Batu bata + Mortar = 0,23 m x 0,065 m (satuan diubah dalam Meter) = 0,01495 m2

Berarti, Jumlah Batu bata Per-meter Persegi = 1 m2 : 0,01495 m2 = 67 bh.m2

(Catatan: Kira-kira mana yang lebih akurat dan meyakinkan...? Silahkan dinilai sendiri aja ya...)

Kalau kita perhatikan Perhitungan diatas dengan cermat, didapat 1 Faktor lagi yang paling menentukan dalam Menghitung Jumlah Kebutuhan Batu bata ini, yaitu "Tebal Spesi Mortar".
Ketebalan Spesi Mortar ini bisa sangat bervariasi jika pelaksanaan Pemasangan Dinding Batu bata dilakukan untuk dinding yang akan diplester, karena tidak ada keharusan tebalnya harus sama persis (seragam).


Berbeda kalau Dinding Batu Bata ini didisain untuk di-Ekspose, tentu tebal Spesi Mortar ini harus dibuat persis sama tebal, agar tampak bagus dan rapi. Biasanya Dinding Bata yang akan di-Ekspose ini sebaiknya menggunakaan Batu Bata Klinker yang lebih Presisi dan Rapi.

Demikian hal yang bisa saya paparkan disini. Semoga bermanfaat bagi kita semua.

Contoh Cara Menghitung Jumlah Batubata pada sebuah Rumah bisa dilihat DISINI..


Advertisement




Komentar :
Dalam rencana kegiatan membangun Rumah, Gedung, dan sebagainya, ada beberapa hal yang mesti kita persiapkan terlebih dahulu. Persiapan ini cukup penting dilakukan agar pekerjaan pembangunan tersebut nantinya tidak mengalami kesulitan dan kendala, dan Hasil Bangunan yang diinginkan bisa sesuai dengan rencana.

Pekerjaan Persiapan yang harus dilakukan antara lain sebagai berikut:

1.  Melakukan survey ke lokasi Tanah tempat bangunan akan didirikan
Mengukur Tanah tersebut sehingga dapat diketahui Lebar, Panjang, dan Bentuknya secara Detail. Juga mengukur tinggi rata-rata permukaan Tanah tersebut apabila dibandingkan dengan ketinggian Jalan Raya didepan tanah tersebut.

2.  Melakukan Test Sondir terhadap Tanah
Tujuannya agar dapat diketahui Kekuatan Daya Dukung Tanah yang ada, sehingga dapat didisain Pondasi yang cocok nantinya.

3.  Membuat Disain Perencanaan Gambar (Gambar Beztek)
Gambar Rencana yang dibuat disesuaikan dengan data dari Hasil Survey (poin 1) sehingga tidak meleset ukurannya dari Situasi Tanah sebenarnya di lapangan, dan data Hasil Test Sondir Tanah (poin 2) supaya dapat didisain Pondasi Rumah atau Gedung yang kuat konstruksinya.

4.  Membuat Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Data ini cukup penting agar kita dapat melakukan Estimasi Total Biaya yang diperlukan untuk penyelesaian pembangunan Rumah atau Gedung tersebut. Dengan adanya data ini, kita dapat menyesuaikannya dengan Budget yang kita miliki. Bahkan dapat melakukan efisiensi penghematan jika diperlukan.

5.  Mencari dan menghubungi Supplier Toko Penyedia Bahan Bangunan
Untuk dapat mensupplai kebutuhan Bahan Bangunan yang nanti akan diperlukan, seperti: Semen, Pasi, Kerikil, Besi, Kusen, Pintu, Atap, dan lain-lain.

6.  Mencari jasa Pekerja Pembangunan Rumah atau Gedung tersebut (man-power/pekerja)
Pekerja yang akan melakukan kegiatan Pembangunan ini sebaiknya dipilih yang berdedikasi baik dan berpengalaman dalam bidangnya, sehingga mutu pelaksanaan yang dihasilkan akan bagus nantinya.

7.  Mencari dan memakai jasa seorang Tenaga Ahli Teknik Sipil 
Sebaiknya yang berpengalaman dan berdedikasi baik untuk melakukan kegiatan Controlling (pengawasan) dan mengarahkan Man-Power untuk dapat bekerja dengan baik sebagaimana mestinya.

Demikian pekerjaan persiapan sebelum melaksanakan Pembangunan Rumah atau Gedung yang dapat saya sampaikan disini, jika ada masukan dapat kita diskusikan di kolom komentar dibawah ya... Terima kasih... 

Untuk Informasi lanjutan tentang Pekerjaan Persiapan di Lapangan (lokasi Proyek Pembangunan) akan saya posting akan datang.


Advertisement




Komentar :
        Test Sondir Tanah dilaksanakan untuk mengetahui Kekuatan Daya Dukung Tanah. Ada 2 data yang dapat diketahui dalam test ini, yaitu "Perlawanan Penetrasi Konus" dan "Hambatan Lekat tanah".

        Perlawanan Penetrasi Konus adalah perlawanan tanah terhadap ujung konus alat Sondir tersebut yang dinyatakan dalam Gaya per-Satuan Luas (kg/cm2).
        Hambatan Lekat adalah Perlawanan Geser tanah terhadap Selubung Bikonus dalam Gaya per-Satuan Luas (kg/cm2).

        Data yang didapat dari Test Sondir Tanah ini sangat berguna untuk Perencanaan Pondasi suatu Rumah, Gedung, Pabrik, dan Bangunan Konstruksi Berat Lainnya. Dengan adanya data ini kita dapat menentukan jenis Pondasi yang Kuat dan Ekonomis terhadap bangunan diatasnya.

        Jenis Tanah itu berbeda, lapisan tanah juga berbeda-beda. Bisa saja tanah yang kita anggap keras (dilihat dari Permukaannya) rupanya memiliki Daya Dukung yang Kecil pada lapisan bawahnya.
Sehingga apabila kita letakkan Pondasi di lapisan tanah (lunak) tersebut, bisa saja akan terjadi Penurunan Pondasi yang "besar" sehingga membahayakan Bangunan diatasnya.

        Hal ini tentu bisa membahayakan bagi struktur bangunan itu sendiri bahkan juga terhadap manusia yang akan beraktifitas dalam bangunan tersebut. Dengan alat yang cukup sederhana ini, secara tidak langsung kita bisa mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan tersebut.

        Demikian sekilas info singkat tentan Alat Sondir Tanah dan Manfaatnya bagi Kekuatan Pondasi suatu Bangunan. Bagaimana Teknis Kerja Pelaksaan kegiatan Sondir akan saya tulis pada kesempatan akan datang.

Advertisement




Komentar :
Berikut ini beberapa hal yang bisa menjadi pertimbangan anda dalam memilih material bahan bangunan bagi rumah anda:

1.  Pasir
Pasir sebaiknya bersih dari kandungan lumpur. Pasir yang baik kadar lumpurnya dibawah 5% dari berat pasir itu sendiri. Karena lumpur pada pasir ini bisa menghalangi ikatan semen terhadap Material Pasir itu sendiri, dan ini mengakibatkan kualitasnya menjadi berkurang.

2.  Kerikil / Batu Pecah (split)
Kerikil sebaiknya memiliki sifat yang keras, bukan merupakan batu-batu lunak, apalagi batu Apung (yang berongga). Batu Pecah (split) memiliki kualitas lebih baik, karena sifatnya yang keras dan permukaan batunya sendiri kasar, sehingga pengikatan akan lebih kuat, sehingga mutu Beton akan semakin kuat.

3.  Besi Beton
Kualitas Beton berbeda-beda. Kualitas ini hanya bisa dibuktikan dengan percobaan Tegangan Tarik, yaitu dengan menarik Besi Beton tersebut dan mengukurnya pada tegangan berapa Kg besi tersebut akan crash. Percobaan ini hanya bisa dilakukan dengan menggunakan mesin khusus. Mutu besi beton yang baik adalah yang memiliki kekuatan tarik (standard yield strength / Ys) minimal 24 kg / mm2.

Untuk mendapatkan kekuatan struktur yang baik, kita harus menggunakan besi beton dengan kualitas yang baik pula. Namun  bila dana yang dimiliki tidak mencukupi, maka dapat pula menggunakan besi beton dengan kualitas menengah.

4.  Semen Abu-abu (Portland Cement)
Sekilas dilihat semua semen yang beredar di pasaran memiliki kesamaan, baik harga maupun kualitasnya. Namun sebaiknya menggunakan semen dengan Merk "terpercaya" untuk mendapatkan plesteran yang kuat.

5.  Bata Merah atau Batako
Sebaiknya menggunakan Batubata yang memiliki ciri keras, tidak mudah pecah, dan memiliki ukuran yang seragam. Fungsi bata merah dapat digantikan oleh batako apabila dana yang tersedia tidak mencukupi, namun dari segi kekuatan bata merah lebih kuat daripada batako.

6.  Kayu
Pilihlah kayu dengan kadar air dibawah 20% agar konstruksi bangunan kuat dan tidak berubah. Kayu yang baru (masih basah) akan cenderung mengalami perubahan bentuk setelah beberapa bulan pemasangan. Jadi menggunakan kayu yang sudah di Oven/dikeringkan akan lebih baik hasilnya dibanding dengan kayu yang tidak di Oven. 

7.  Genteng
Genteng tanah liat dan beton menjadi primadona pasar karena lebih indah dan suasana rumah yang dirasakan lebih dingin. Namun genteng jenis ini cenderung harganya mahal, dan kerangka atap atau kuda-kuda harus lebih kuat apabila kita menggunkan genteng jenis ini.

Alternatif lain yang saat ini adalah dengan menggunakan Gentel Metal. Genteng jenis ini dibuat dengan bahan dasar Seng dan Zyncalum, dengan motif yang mirip Genteng Batu/Beton. Genteng jenis ini juga jauh lebih ringan, sehingga kerangka (kuda-kuda) Atap bisa dibuat lebih sederhana.

Bahan dan material Bangunan sebenarnya sangat banyak tapi disini saya hanya menyajikan beberapa jenis saja, karena untuk mengurainya satu-persatu kayaknya susah juga ya... :) Gak cukup waktunya...


Advertisement




Komentar :
Kehadiran keramik di rumah-rumah modern kini memang menjadi faktor yang sangat vital.
Peran penutup lantai tersebut mampu menggeser eksistensi ubin dan papan kayu pada rumah-rumah panggung yang sudah eksis sejak berabad-abad lalu.
Kini, setiap sudut lantai rumah, bahkan dinding, dihiasi olehnya. Tidak terkecuali, kamar mandi.

Fungsi Keramik antara lain adalah:
1.  Mempercantik tampilan area yang ditutupi.
2.  Menambah kesan elegan sebuah ruangan.
3.  Menutupi kekurangan bangunan.
4.  Memperindah interior maupun eksterior rumah Anda.
5.  Membuat area yang ditutupi menjadi nampak bersih.

Bahan yang diperlukan untuk Pemasangan Keramik:
1.  Keramik Kamar Mandi, sesuai dengan selera anda masing-masing.
2.  Semen abu-abu. Pilihlah semen yang benar-benar kuat, sesuai dengan referensi anda masing-masing.
3.  Nat (pengisi selah) atau Tepung Dempul, atau biasa disebut juga dengan tiling grout. Bahan ini banyak tersedia dalam berbagai Merk dan Warna, anda tinggal mencocokannya dengan desain dan warna yang Anda inginkan.
4.  Lem poly vinyl.

Tips Memilih dan Membeli Keramik Kamar Mandi:
1.  Jenis untuk lantai kamar mandi harus dipilih yang tidak licin
2.  Sementara untuk dinding atau bak mandi, pilihlah yang memberikan kesan licin, bersih, dan bernuansa air.
3.  Belilah dalam jumlah yang sesuai dengan luasan area yang akan ditutupi, dan lebihkan 3% sampai 5% dari total perkiraan penggunaan. Hal ini dimaksudkan apabila ada yang pecah, atau salah pasang sehingga harus dibongkar dan rusak, Anda sudah memiliki cadangannya.

Tips pemasangan keramik kamar mandi:
1.  Pastikan terlebih dahulu Struktur Lantai dan Dinding Bata Kamar Mandi dalam keadaan baik, tidak akan terjadi penurunan atau pergerakan dinding.
2.  Untuk Kamar Mandi yang berada di Lantai Dasar (langsung duduk di tanah), sebaiknya lakukan pengecoran Rabat terlebih dahulu pada lantai tanah tersebut.
3.  Lapisi Permukaan Lantai Rabat Kamar Mandi tersebut dan Dinding Kamar Mandi dengan Water Proofing, sebaiknya plester dulu dindingnya sebelum di water-proofing.
4.  Pemasangan Keramik bisa dilakukan. Sesuaikan pemasangan, keramik halus untuk dinding dan keramik kasar untuk lantai.
5.  Jika anda membuat dinding bak air sendiri, sebaiknya buat Baik Air dengan Pengecoran, dan pastikan Bak Air itu tidak bocor sebelum pemasangan keramik.
6.  Menggunakan Nat (dempul) yang kualitas baik (kedap air). Bisa menambahkan lem poly vinyl agar dempul tersebut lebih mengikat dan kuat.

Demikian tips-tips yang berkenaan dengan Keramik Kamar Mandi yang dapat saya uraikan disini, semoga informasi ini dapat bermanfaat.

Advertisement




Komentar :
Gambar yang akan kita rubah disini adalah berupa garis-garis bukan foto pemandangan karena jenis ini bisa saja di konversi namun hasilnya hanya berupa garis tidak beraturan.

Hasil perubahan file gambar ini dapat digunakan untuk mempermudah dan mempercepat proses penggambaran bagi drafter atau arsitek. Yaitu dengan mengambil Foto (image), kemudian mengconvertnya dalam bentuk File AutoCad, kemudian file tersebut bisa digunkan.

Langkah-langkah Cara konversi file Gambar menjadi file berformat CAD sebagai berikut:
1.  Pertama kita siapkan terlebih dahulu file Gambar yang akan di rubah,
2.  Download Software Program Konverter Img2cad disini http://www.img2cad.com/
3.  Setelah download berhasil, kemudian install di komputer anda, tinggal mengikuti instruksi saja sampai proses Instalasi selesai,
4.  Setelah Instalasi software tersebut selesai, jalankan software tersebut,
5.  Saatnya proses konversi, klik AddFile untuk memilih gambar,
6.  Pilih jenis output hasil konversi, untuk autocad centang extension .DXF
7.  Pilih lokasi output file, disini letak file CAD hasil konversi nantinya,
8.  Klik Convert untuk menjalankan proses perubahan file.

Software image2cad ini ada yang gratis dan berbayar, untuk yang versi gratis hanya bisa melakukan maksimal 3 file dalam satu kali konversi namun masih lumayan untuk latihan dan coba-coba. sedangkan yang berbayar harganya pada website tertera $99 atau jika dikonversikan dalam bentuk rupiah senilai lebih kurang Rp.950.000,00.

Agar lebih jelas bagaimana urutan merubah file image to CAD dapat disaksikan pada video berikut ini yang menjelaskan setiap langkah dari mulai pembuatan foto gambar, proses konversi sampai dengan melihat hasil file melalui software autocad.


Pada tutorial video diatas menggunakan contoh gambar peta dengan latar belakang gambar putih polos sehingga bisa didapatkan hasil terbaik dalam proses konversi. Menu dan fasilitas lainya dapat dicoba-coba sendiri pada software image2cad tersebut.

Advertisement




Komentar :
Dalam merancang atau mendisain Rumah ada beberapa Hal yang sebaiknya kita perhatikan, antara lain adalah:
(dalam hal ini saya akan menyajikannya berurut sesuai dengan skala Prioritas menurut saya)

1.  Memiliki Disain Struktur yang Kuat dan Aman
     Faktor inilah yang terpenting menurut saya, karena apa gunanya Bangunan didisain indah tapi kalau strukturnya lemah, bisa-bisa ambruk nantinya.

2.  Disainnya disesuaikan dengan Fungsi dari masing-masing Ruangan termasuk juga Halaman
     Sebuah Rumah yang memiliki Ruangan yang cukup dan setiap Ruangannya memadai dan pas akan lebih terasa nyaman untuk dihuni, dibanding dengan yang tidak memadai.

3.  Atas dasar Estetika
     Faktor keindahan juga tidak kalah pentingnya. Disain yang indah akan memberi kepuasan dan kebanggaan bagi pemilik rumah tersebut.
               
4.  Ekonomis
     Dalam merencanakan Rumah baik itu Strukturnya sampai Finishing akhirnya, sebaiknya dengan perhitungan yang matang. Jangan melakukan pemborosan dengan Disain yang melebihi dari kebutuhan yang wajar. Misalnya dengan membuat Ukuran Dimensi Struktur yang berlebihan, Penulangan Struktur yang berlebihan, Penggunaan Semen yang berlebihan, dan sebagainya.
   
Demikian beberapa Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Merancang dan mendisain sebuah Rumah yang bisa saya sampaikan disini secara ringkas.
Semoga informasi ini bermanfaat bagi semua.

Advertisement




Komentar :
Bowplank adalah Patok Kayu sementara yang dibuat untuk meletakkan titik-titik As bangunan (dengan menggunakan Paku) sesuai dengan gambar denah bangunan yang ada. Pada Bowplank ini nanti kita akan meletakkan Paku untuk menarik benang agar tercipta garis yang lurus dan selanjutnya bisa membuat sudut siku 90 derjat dengan tepat. Benang ini nantinya yang menjadi pedoman untuk pekerjaan Pondasi, Kolom, dan pemasangan Dinding Bata.

Pada Bowplank ini juga dapat dibuat ukuran tinggi lantai rumah (elevasi Rumah) dari Permukaan Jalan, yaitu dengan cara mengatur ketinggian Bowplank itu sendiri dari Permukaan Jalan Raya. Dapat kita lihat sepeti gambar diatas.

Adapun syarat-syarat memasang bouwplank yang baik adalah:
1.  Kedudukan Patoknya harus kuat dan tidak mudah goyah,
2.  Berjarak cukup dari rencana galian, diusahakan bowplank tidak goyang pada saat pelaksanaan
galian pondasi,
3.  Terdapat titik atau dibuat tanda-tanda, yaitu menggunakan Paku dan Cat sebagai tanda,
4.  Sisi atas bowplank harus terletak satu bidang rata (horizontal) dengan papan bowplank lainnya,
5.  Letak kedudukan bowplank harus seragam (menghadap kedalam bangunan semua)
6.  Garis benang bowplank merupakan As (garis tengah) daripada Pondasi dan Dinding batubata.

Contoh lain Gambar Pemasangan Bowplank:




Advertisement




Komentar :
Dalam merencanakan Pondasi Rumah berlantai 1 atau 2 pada dasarnya tidak sulit. Dengan catatan apabila tanah dasarnya memiliki kekuatan dukung yang memadai. Tanah dasarnya bukan merupakan tanah rawa atau tanah gambut.

Untuk dapat menentukan jenis pondasi dan ukuran pondasi rumah yang akan dipakai kita harus mengetahui beban yang akan didukung oleh pondasi (yaitu berat dari Bangunan Rumah itu sendiri).

Berat Bangunan ini sendiri ada 2 macam, yaitu Beban Mati dan Beban Hidup. Beban Mati maksudnya adalah Beban Material Bangunan itu sendiri, misalnya berat Beton, berat Batu Bata, berat Kayu (kuda-kuda atap, kusen), berat Keramik, dan sebagainya. Sedangkan Beban Hidup maksudnya adalah Beban Tambahan yang nantinya timbul pada saat suatu Bangunan telah dihuni, misalnya berat Perabot Furniture, berat Manusia, juga Gaya Gerak yang bisa ditimbulkan oleh angin.

Menurut Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung tahun 1983, Beban Hidup dan Beban Mati suatu bangunan, didapat data sebagai berikut:
     -  Rumah tinggal = 200 kg/m2 (beban hidup)
     -  Perkantoran, pertokoan dan ruang kelas = 250 kg/m2 (beban hidup)
     -  Berat jenis beton bertulang = 2400 kg/m3 (beban mati)
     -  Berat jenis pasangan bata = 1700 kg/m3 (beban mati)
     -  Berat jenis kayu = 1000 kg/m3 (beban mati).

Rumus Perhitungan Berat Bangunan (Bb) adalah:

Bb = (Luas Bangunan x Beban Hidup) + (Volume beton x Berat Jenis Beton) + (Volume Bata x Berat Jenis bata) + (Volume Kayu x Berat Jenis Kayu) + dst...

Misalnya, dari perhitungan tersebut diperoleh angka 100 ton, dan jumlah kolom atau tiangnya 20 buah, maka secara kasar (perhitungan sederhana) masing-masing kolom menahan beban 5 ton. Dengan demikian kita bisa menentukan model dan ukuran pondasi yang akan dipakai. Jika digunakan Pondasi Tapak beton, maka perlu diketahui Kekuatan Daya Dukung Tanah nya.

Contoh Perhitungan Disain (Design) Pondasi untuk Bangunan: 

Misalkan, Pondasi Tapak ini duduk pada tanah keras yang memiliki Daya Dukung = 0,5 kg/cm2.
Beban yang dipikul satu kolom di atas pondasi adalah 5 ton = 5000 kg (sudah ditambahkan Faktor Keamanan).

Perhitungan:

Maka diperlukan Pondasi Tapak dengan ukuran Luas Tapak (A):
A  =  Beban : Daya Dukung Tanah
A  =  5000 kg : 0,5 kg/cm2
A  =  10000 cm2 = 1 m2

Untuk ukuran 1 m2, Tapak Pondasi dapat dibuat berbentuk persegi dengan ukuran 1 m x 1 m, atau bentuk persegi panjang dengan ukuran 0,8 m x 1,25 m.

Demikian cara Perhitungan Sederhana dalam mendisain (design) Pondasi yang akan dipakai untuk Rumah atau Gedung. Jika ada masukan yang lain, silahkan ditambah di kolom Komentar ya...


Advertisement




Komentar :
Beton adalah campuran antara Semen, Agregat Kasar (Kerikil atau Split), Agregat Halus (Pasir), dan Air (4 komponen dasar dari beton). Bisa juga ditambahkan dengan Additive sebagai komponen ke 5, yaitu bahan tambah berupa cairan Kimia yang memiliki fungsi yang bermacam-macam, seperti mempercepat pengerasan beton, memperlambat, dan lainnya.

Keempat komponen dasar ini dicampur sedemikian rupa dengan perbandingan yang bermacam-macam, disesuaikan dengan target mutu Kekuatan Beton yang kita inginkan. Mutu atau kekuatan Beton ini maksudnya adalah kekuatan Beton dalam menerima Gaya Tekan sampai beton tersebut mengalami Pecah (crash). Pengukuran mutu beton ini dapat diketahui dengan beberapa macam Alat, seperti Mesin Penetration Test (di Laboratorium) atau dengan alat sederhana Hammer Test. .

Komposisi Bahan Baku yang berbeda-beda akan mempengaruhi sifat beton yang dihasilkan nantinya. Contoh gampangnya saja, akan lebih kuat mutu beton dengan Jumlah Semen yang lebih banyak. Namun komposisi Pasir dan Kerikil juga cukup menentukan dalam menghasilkan sebuah Beton dengan mutu yang baik. Termasuk juga kadar lumpur/tanah yang ada pada Agregat juga mempengaruhi mutu beton, semakin banyak kadar lumpur/tanah akan semakin jelek mutu beton tersebut.

Penjelasan singkat:

1.  Semen (cement = c):  Jika kadar semen dinaikkan, maka kekuatan dan durabilitas beton juga akan meningkat. Semen (bersama dengan air) akan membentuk pasta yang akan mengikat agregat mulai dari yang paling besar (kasar) sampai yang paling halus. Semen berfungsi sebagai bahan "pengikat".

2.  Air (water = w): Penambahan air justru akan mengurangi kekuatan beton. Air cukup digunakan untuk melarutkan semen secukupnya. Air disini berfungsi sebagai "Pereaksi", yaitu menciptakan reaksi bagi Semen agar bisa menjadi pasta dan mengikat Agregat yang ada.

3.  Agregat Halus (Pasir):  Jika Agregat Halus terlalu banyak maka mutu beton yang dihasilkan juga cenderung lebih kecil. Pasir ini berfungsi sebagai bahan "Pengisi".

4.  Agregat Kasar (Kerikil atau Split/Batu Pecah):  Jika agregat kasar terlalu banyak, maka kondisi Beton bisa saja menjadi berongga, karena Pasir tidak cukup volumenya untuk mengisi rongga dicelah masing-masing Kerikil atau Split tersebut. Kondisi ini jelas-jelas membuat mutu beton menjadi jelek.

Jadi, dapat disimpulkan komposisi campuran Beton memegang peranan penting untuk dapat menghasilkan mutu beton yang baik, maka sebaiknya komposisi ini harus dibuat dengat ukuran yang tepat.

Sebagai penutup, kami akan berikan tabel komposisi berat semen, pasir, dan kerikil, serta volume air yang dibutuhkan untuk membuat 1 m3 beton dengan mutu tertentu.

Mutu Beton            Semen (kg)     Pasir (kg)     Kerikil (kg)     Air (liter)     w/c ratio
7.4 MPa (K 100)       247                  869                 999                 215            0.87
9.8 MPa (K 125)       276                  828                1012                215            0.78
12.2 MPa (K 150)     299                  799                1017                215            0.72
14.5 MPa (K 175)     326                  760                1029                215            0.66
16.9 MPa (K 200)     352                  731                1031                215            0.61
19.3 MPa (K 225)     371                  698                1047                215            0.58
21.7 MPa (K 250)     384                  692                1039                215            0.56
24.0 MPa (K 275)     406                  684                1026                215            0.53
26.4 MPa (K 300)     413                  681                1021                215            0.52
28.8 MPa (K 325)     439                  670                1006                215            0.49
31.2 MPa (K 350)     448                  667                1000                215            0.48

Referensi Tabel:  SNI DT – 91- 0008 – 2007 Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Beton, oleh Dept Pekerjaan Umum.


Advertisement




Komentar :

Seperti yang kita ketahui Kereta Api merupakan sarana Transportasi yang cukup dominan di Indonesia, khususnya di pulau Jawa dan di beberapa daerah di Sumatera. Di kedua daerah tersebut, jenis Transportasi ini sangat berperan, dan cukup banyak dipakai oleh masyarakat banyak.

Dapat kita lihat seperti foto diatas, Rel Jalur Kereta Api itu duduk diatas tumpukan Kerikil Batu Pecah (split). Dan ini terdapat pada hampir semua Jalur Rel Kereta Api yang ada di Indonesia.

Pertanyaannya.., Mengapa menggunakan Kerikil Batu Pecah/Split..? Mengapa tidak menggunakan Material atau Struktur yang lain..?
Disini kita coba membahas alasannya..

Beberapa alasan Teknis mengapa Kerikil Batu Pecah (Batu Split) dipakai sebagai Pondasi Rel Kereta Api :

1.  Batu Split apabila dihampar (ditumpuk) diatas Permukaan Tanah, kondisinya cenderung lebih stabil jika diberi Tekanan diatasnya.

2.  Karakter Batu Split tersebut memiliki Berat Jenis (BJ) yang lumayan berat, dan memiliki kekerasan yang cukup, sehingga mampu menahan Tekanan yang besar dari bobot Kereta Api yang akan melintas diatasnya.

3.  Batu Split (batu ballast) mampu mengimbangi berat dan menyerap getaran Kereta Api yang lewat, serta tidak mudah bergeser (akibat adanya Tekanan dan Gaya Geser), karena memiliki Permukaan yang Kasar.

4.  Batu Split (batu ballast) ini bersifat tidak gampang tergerus oleh Air Hujan, karena karateristik-nya yang Keras dan kondisi susunan (tumpukan-nya) yang berongga, ditambah lagi karena memiliki berat yang cukup mumpuni. 

5.  Lapisan permukaan Batu Split (batu ballast) tidak gampang ditumbuhi oleh Rumput, karena karakteristik-nya bukan seperti Tanah yang gampang ditumbuhi rumput.

Lima alasan diatas inilah (menurut Penulis) yang membuat penggunaan Split sangat cocok sebagai Pondasi Bantalan Rel Kereta Api. Jika ada tambahan atau Koreksi silahkan kita diskusi-kan pada Kolom Komentar dibawah ini.

Namun ada yang perlu kita ketahui juga, bahwa pada Pemakaian dalam kurun waktu tertentu, Batu Split ini semakin lama susunannya akan semakin pada rapat, padat, dan mungkin juga bergeser (menyebar), akibat seringnya menerima tekanan dan getaran dari Kereta Api yang melintas diatasnya. Hal ini juga bisa mengakibatkan Penurunan atau Pergeseran Bantalan Rel diatasnya.

Oleh karena itu, biasanya PT. Kereta Api Indonesia senantiasa melakukan Pengecekan dan Perawatan, untuk menjaga kondisi Batu Split ini agar tetap baik agar kondisi Bantalan Rel-nya diatasnya stabil. Juga  melakukan Maintenance terhadap kondisi Rel itu sendiri, apabila ada yang tidak berfungsi dengan baik.

Demikian beberapa alasan Teknis yang dapat saya sampaikan kali ini. Semoga berguna..


Advertisement




Komentar :
Kegiatan pembangunan suatu Rumah atau Gedung sebaiknya dilakukan dengan cara dan pelaksanaan yang baik dan benar. Bukan hanya dengan melakukan reka-reka atau perkiraan semata, terlebih lagi pada pekerjaan suatu konstruksi Bangunan yang memiliki bobot yang berat.
     
Pelaksanaan Pekerjaan pondasi yang salah akan berakibat fatal bagi Konstruksi Bangunan diatasnya. Kasus seperti ini banyak saya lihat pada beberapa Gedung yang berada di salah satu Propinsi di Indonesia yang tanah dasarnya dominan rawa atau bergambut.
Bahkan sampai ada Bangunan dengan konstruksi 3 lantai yang akhirnya jadi miring beberapa derjat (jelas terlihat mata) akibat pelaksanaan Pondasi yang tidak tepat tersebut.

Karena itulah saya menyarankan bagi kita (Praktisi Konstruksi), agar berhati-hati dalam pelaksanaan pekerjaan pondasi ini, jangan anggap enteng, karena sulit mengatasi kejadian "gagal pondasi" seperti contoh kasus diatas.
   
Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi sebaiknya diawali dengan disain pondasi yang baik dan benar, selanjutnya dieksekusi dengan pelaksanaan dan pengawasan yang baik dan benar juga.
        

Tahapan Perencanaan dan Pelaksanaan pekerjaan Pondasi antara lain:

1.  Pemeriksaan Tanah (Soil Test)
Pemeriksaan Tanah ini biasa dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan cara Sondir (Penetration Test) dan dengan cara Pengeboran (Drilling).

2.  Perencanaan Pondasi
Perencanaan pondasi yang benar sebaiknya mengacu pada data Pemeriksaan Tanah (Soil Test). Dari data tersebut kita bisa mengetahui besar Daya Dukung Tanah yang ada, berikut dengan kedalamannya masing-masing, sehingga kita bisa menentukan jenis Pondasi apa yang akan kita gunakan nantinya. Dari data ini kita juga bisa mendisain Konstruksi Beton Pondasi yang tepat, sesuai dengan besarnya beban Konstruksi yang akan didukung (baik beban hidup dan beban mati). 

3.  Pengawasan
Pengawasan ini juga merupakan faktor Penting untuk mendapatkan Konstruksi Pondasi yang baik dan kokoh. Walaupun Pemeriksaan Tanah dan Perencanaan Pondasi sudah dilakukan dengan baik, tanpa adanya Pengawasan yang baik dan benar belum tentu hasilnya akan maksimal.

Pengawasan sebaiknya penting kita lakukan pada masing-masing item pekerjaan berikut:
1.  Tahap Pengecoran Pondasi,
2.  Pengawetan (Curing Time),
3.  Pemeliharaan.


Advertisement




Komentar :

Pemeriksaan Tanah (Soil Test) bertujuan untuk :

-  Untuk mengetahui Stratigigrafi atau Jenis Lapisan Tanah
-  Untuk mengetahui kekuatan tanah pada setiap kedalaman tanah keras, dengan cara Sondir.
-  Mengetahui kedalaman muka air tanah (ground water level) yang diperoleh dari hasil Boring
-  Mengambil sampel tanah (Undisturbed Sample) dari lokasi untuk diuji di Laboratorium, sample tanah diperoleh dari hasil pengeboran.
-  Menentukan sifat Fisis dan Mekanis lapisan tanah, berdasarkan hasil Uji Laboratorium terhadap sampel tanah yang terganggu (Disturbed Soil), dan sample tanah tidak terganggu (Undisturbed Soil).

Dari hasil pengujian dengan Sondir dapat dilakukan Analisis :

-  Menentukan Daya Dukung Tanah untuk Perencanaan Pondasi Dangkal (Shallow Foundation) atau Pondasi Dalam (Deep Foundation), dengan menambahkan Nilai Kuat Geser Tanah, yang diperoleh pada saat pengujian di Lapangan (in-situ test).

-  Mengevaluasi Besarnya Penurunan Tanah akibat beban kerja, baik Penurunan Segera (Immediately Settlement), Penurunan Konsolidasi (Consolidation Settlement), dan Penurunan Setempat (Differential Settlement).

Dari hasil pengujian di lapangan tersebut maka didapatkan Data, yang selanjutnya diserahkan ke Tim Engineering (bagian Perencanaan Struktur), untuk digunakan sebagai Dasar dalam Perencanaan Jenis dan Ukuran Pondasi, yang akan digunakan untuk sebuah Konstruksi Bangunan.


Advertisement




Komentar :