Sabtu, 25 Februari 2017

Cara dan Teknis Kerja Menghitung Volume Tanah Timbun pada sebidang Tanah Kosong

Pekerjaan Penimbunan sering dilakukan pada kegiatan Proyek Sipil, yang bertujuan untuk menambah ketinggian suatu Lahan (Area) agar menjadi lebih tinggi dari kondisi sebelumnya.

Penimbunan sering dilakukan untuk menambah ketinggian lantai Rumah, Gedung, Kantor, Pasar, Halaman, Jalan Raya, Tanah Kosong, dan sebagainya. Material timbunan bisa menggunakan Tanah Biasa, bisa juga menggunakan Bahan Pilihan (sesuai dengan spesifikasi material yang telah disepakati).

Schedule Penimbunan bisa dilakukan pada 2 waktu, yaitu:
1.  Pada saat kondisi Lahan (Area) masih kosong, belum ada kegiatan pekerjaan Konstruksi diatasnya.
2.  Bersamaan dengan kegiatan pekerjaan Konstruksi diatasnya.

Contoh Perhitungan:

Pada tulisan kali ini, saya akan memberikan contoh cara Menghitung Volume Tanah Timbun pada sebidang tanah kosong, ukuran lebar tanah = 80 meter, dan panjang = 90 meter (seperti terlihat pada Gambar 1 dibawah ini). Dengan Elevasi Rencana Timbunan = 0,5 m diatas Permukaan Tanah Tertinggi tanah tersebut.

Cara Perhitungan:

A.  Lakukan Pengambilan Data di Lapangan (di Lokasi tanah kosong tersebut)

1.  Pengambilan Data di Lapangan adalah melakukan Kegiatan Pengukuran di Lokasi Tanah tersebut dengan menggunakan alat Theodolit atau Water-Pas, dibantu dengan Rambu Ukur.

Contoh Perhitungan disini adalah dengan cara membuat Cross Section Melintang (Potongan Area Melintang) pada bidang tanah tersebut. Cross Section direncanakan dibuat setiap jarak 30 meter, seperti Gambar 2 dibawah ini. Sehingga didapat 4 buah Cross Section, yaitu: A1-A1', A2-A2', A3-A3', dan A4-A4'.


2.  Buat Patok Kayu sementara dan pasang pada setiap Cross Section tersebut setiap jarak 20 meter, seperti Gambar 3 dan Gambar 4 dibawah ini. Dari Gambar dibawah terlihat, dibutuhkan 20 buah Patok Kayu. Ukuran Patok Kayu tidak perlu besar, karena fungsinya hanya sebagai tanda untuk posisi Rambu Ukur pada saat pengukuran nantinya.


3.  Lakukan Pengukuran Ketinggian pada semua Permukaan Tanah yang telah ditandai oleh Patok Kayu sebelumnya (ada 20 titik, sesuai dengan jumlah Patok Kayu), dengan menggunakan Theodolit atau Water-Pas dan Rambu Ukur. Lakukan pengukuran dengan benar dan akurat.

4.  Pengambilan Data di Lapangan selesai.., selanjutnya boleh pulang.. Lanjutkan Pekerjaan Perhitungan Volume Timbunannya di Kantor..

B.  Lakukan Perhitungan Volume Timbunan

1.  Dari data Pengukuran di Lapangan diperoleh 20 titik data Tinggi Permukaan tanah. Diketahui pula dimana posisi Titik Permukaan Tanah Tertinggi. Naikkan 0,5 m dari Titik Permukaan Tanah Tertinggi tersebut, seperti Garis Putus-putus pada Gambar 5 dibawah ini. Garis Putus-putus ini adalah Elevasi Rencana Timbunan.

2.  Berdasarkan Garis Elevasi Rencana Timbunan, hitung Ketinggiian 19 titik lainnya. Buat Gambar dari hasil Data Ukur tersebut dengan lengkap, seperti Gambar 5 dibawah ini.

(Gambar 5: Data Tinggi Tanah hasil Pengukuran di Lapangan)

3.  Jika disederhanakan, Gambar 5 diatas menjadi seperti Gambar 6 dibawah ini. Terbentuk bidang A1, A2, A3, dan A4 (berbentuk Polygon Tertutup), yang merupakan hasil dari Cross Section Melintang (Potongan Area Melintang). Bagian yang Diarsir adalah daerah Rencana Timbunan.

(Gambar 6: Hasil dari Cross Section Melintang)

4.  Pada kondisi seperti Gambar 6 diatas, Rumus Menghitung Volume Timbunannya adalah:


Keterangan:
V    =  Volume Timbunan, diatas Permukaan Kontur Tanah (m3)
A1  =  Luas Penampang bidang 1 (m2)
A2  =  Luas Penampang bidang 2 (m2)
A3  =  Luas Penampang bidang 3 (m2)
A4  =  Luas Penampang bidang 4 (m2)
L1  =  Jarak antara A1 dan A2 (m)
L2  =  Jarak antara A2 dan A3 (m)
L3  =  Jarak antara A3 dan A4 (m)

5.  Sekarang kita hitung terlebih dahulu Luas A1, A2, A3, dan A4 tersebut, berdasarkan data yang ada. Perhatikan Gambar 7 dibawah ini. Semua bidang A1, A2, A3, dan A4 (bagian yang diarsir) bentuknya adalah Polygon tertutup.

Cara Matematis untuk Menghitung Luas Polygon Tertutup ada 2, yaitu:
1.  Dengan Cara Koordinat, caranya dapat dilihat dipelajari DISINI.
2.  Dengan Cara Trapezoidal's Rule.

(Gambar 7)

6.  Karena bentuk Gambar Polygon-nya Trapesium (beberapa Trapesium), dan Nilai Ukuran yang Tertera pada Gambar adalah ukuran Trapesium-nya juga (bukan merupakan Titik Koordinat), lebih efisien jika menghitung Luas Bidang A1 dengan Cara Trapezoidal's Rule.

(Gambar 8: Bidang A1, dimana A1 = a1+b1+c1+d1)

Luas A1  =  Luas a1 + Luas b1 + Luas c1 + Luas d1
Luas A1  =  ((0,7+0,6)/2 x 20) + ((0,6+0,5)/2 x 20) + ((0,5+0,5)/2 x 20) + ((0,5+0,6)/2 x 20)
Luas A1  =  (0,65 x 20) + (0,55 x 20) + (0,5 x 20) + (0,55 x 20)
Luas A1  =  13 + 11 + 10 + 11
Luas A1  =  45 m2 (meter-persegi)

7.  Dengan Cara yang sama, lakukan Perhitungan Luas bidang A2, A3, dan A4, maka akan diperoleh :

Luas A2  =  52 m2 (meter-persegi)
Luas A3  =  59 m2 (meter-persegi)
Luas A4  =  67 m2 (meter-persegi)

8.  Selanjutnya kita dapat menghitung Volume Tanah Timbun (V)


V
  =  ((45+52)/2 x 30) + ((52+59)/2 x 30) + ((59+67)/2 x 30)
V  =  (48,5 x 30) + (55,5 x 30) + (63 x 30)
V  =  1455 + 1665 + 1890
V  =  5010 m3 (meter-kubik)

9.  Perhitungan Volume Tanah Timbun selesai.. Semoga Informasi ini berguna..

Catatan:
Volume tersebut dalam keadaan Tanah Padat, bukan dalam keadaan Gembur.
Semakin dekat jarak L1, L2, dan L3, maka akan semakin akurat Perhitungan Volume Tanah Timbun tersebut, dan semakin dekat jarak Patok Kayu sementara yang dipasang pada setiap Cross Section, maka akan semakin akurat pula Perhitungan Volume Tanah Timbun tersebut.    


Advertisement




Komentar :